Sabtu, 31 Maret 2012

Tuhan Maha Mengetahui




Tuhan mengetahui semua hal yang dapat mendorongmu untuk tetap bertahan.
Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia.

Tuhan Maha Mengetahui, betapa keras engkau sudah berusaha.
Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja

Tuhan sedang menunggu bersama denganmu.
Ketika kau berpikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tau hendak berbuat apa lagi.

Tuhan sudah punya jawabannya.
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan.

Tuhan dapat menenangkanmu.
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan.

Tuhan sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur.

Tuhan telah memberkahimu.
Ketika sesuatu yang indah dan kau dipenuhi ketakjuban.

Tuhan telah tersenyum padamu.
Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi.

Tuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namanya.
Ingatlah, Bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap, Tuhan Maha Mengetahui Segalanya

Selasa, 27 Maret 2012

Surat Untuk Garuda






Untuk Garuda yang Tertekuk Wajahnya


Apa gerangan hei Garuda?
Gundah hatimu karena kau kalah?
atau merasa bersalah karena tak tunai janji dan sumpah?


atau mungkin, tersakiti kau oleh hujatan dan caci maki orang-orang sampah?

Tenanglah hei Garuda
karena tiap tetes keringatmu dilapangan hijau itu
yang rumputnya dipijaki anak-anak yang berlarian di hari Minggu
lalu beradu tinju demi selembar kertas biru itu
kami hargai, kami saluti

Tenanglah hei Garuda
karena tiap kali terguncang hebat jala lawan oleh sentakan kakimu
walau harus kau tahan sikut di pelipis kirimu
atau tercolek 'tak sengaja' oleh si baju biru
kami elukan, kami doakan

Tenanglah hei Garuda
jangan kau baca koran esok pagi itu
mereka yang tanamkan racun dalam hati, jejalkan benci dalam diri
kuli tinta yang dulunya berjuang demi sesuap nasi itu kadang tak punya hati
eksploitasi maha tinggi demi menimbun emas tanpa daki
lirik pun jangan, lebih baik kau jauhi

Tenanglah hei Garuda
tak butuh piala, tak butuh 5-1 untuk menangkan hati kami
hati anak-anak Indonesia

Ingatlah
Memenangkan 1 piala itu biasa.
Memenangkan hati 240 juta penduduk Indonesia itu BUTUH USAHA.
Dan Garuda telah tunjukkan seluruh daya upayanya.
HARGAI MEREKA!

Jangan salahkan siapa-siapa,
kita titipkan trophy itu di Malaysia,
Akan ada hari nanti, kita rebut untuk SELAMANYA!

Sobat, rangkaian kata-kata ini saya temukan ketika saya sedang berselanjar di jejaring social (Facebook) dan saya terkesima melihat sebuah postingan yang nota bene adalah untuk Timnas Garuda.

Dan pada intinya, Jadikan ini pelajaran, untuk semuanya, agar kedepannya kita bisa lebih belajar dewasa, menghargai kemenangan dengan sewajarnya.

Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=312704875425162

Senin, 26 Maret 2012

Lebih Mudah Mana ?



Lebih Mudah Mana? 
Selamat siang sobatku yang Inspiratif.
Sobat sekalian, pernah kita berfikir negative terhadap seseorang, (entah itu teman, sahabat, pacar, dll) dan saya rasa semua pasti pernah memiliki pikiran negative terhadap seseorang. Namun sadarkah kita apa yang telah kita lakukan itu dapat menyebabkan seseorang tersebut merasa tersingung.

Inilah kenyataannya, bahwa kita lebih mudah mencari kesalahan orang lain dibanding intropeksi diri. Sadar atau tidak ketika sebuah pertanyaan ( Lebih Mudah Mana ? Antara mengoreksi diri sendiri dengan mengoreksi orang lain? Dan pasti jawabanyan adalah lebih mudah mengoreksi orang lain.

Berangkat dari hal inilah sebuah postingan yang berjudul Lebih Mudah Mana ? Saya persembahkan untuk sobat sekalian. Dan mungkin masih ada kaitannya dengan posting sebelumnya tentang Tatapan Penuh Cinta.

Semoga postingan ini dapat menjadi sebuah Inspirasi,Motivasi ataupun Renungan untuk kita semua.

Ketika aku berpikir negatif pada seseorang. Tanpa sadar, Aku telah menghakimi orang itu.
Lebih mudah mana ?
Berusaha menyingkirkan semua kerikil tajam di setiap jalanan, atau memakai sepatu agar kaki kita tidak terluka.

Lebih mungkin mana ?
berusaha mensteril semua tempat agar tak ada kuman atau memperkuat daya tahan tubuh kita sendiri.

Lebih mudah mana ?
Berusaha mencegah setiap mulut agar tak bicara sembarangan atau menjaga hati kita sendiri agar tak mudah tersinggung.

Lebih penting mana ?
Berusaha menguasai orang lain atau belajar menguasai diri sendiri.
Yang penting bukan bagaimana orang harus baik padaku, melainkan bagaimana aku berusaha baik pada semua orang.

Sobat, Hidup ini tidak bisa menyenangkan hati semua orang tapi kita bisa menyenangkan Tuhan dan benar di mataNya.

Bukan orang lain yang membuat aku bahagia, tapi sikapkulah yang menentukan, aku bahagia atau tidak.
Hidup adalah pilihan

Minggu, 25 Maret 2012

Tatapan Penuh Cinta


Selamat Malam Sobat Inspiratifku, Salam Silaturahmi untuk sobat sobat sekalian.
Malam ini kembali ABIBUNDA hadirkan sebuah postingan yang semoga dapat menjadi sebuah inspirasi sekaligus motivasi untuk sobat sekalian.

Postingan Ini ( Tatapan Penuh Cinta ) masih berkaitan dengan postingan sebelumnya yang berjudul Arti Ayah Untuk Seorang Gadis Kecil, yang pada intinya tentang sebuah perasaan terhadap orang yang kita Sayangi, yang kita Cintai dan yang kita Kasihi.

Sobat, Pernahkah sobat menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur?
Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur.

Tataplahdengan rasa cinta, dengan kasih sayang
Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.


Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur.


Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.
Perhatikanlah ayah sobat saat beliau sedang tidur dan tataplah beliau.


Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih,
betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya,


betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.


Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya.
Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.


Sekarang, beralihlah.
Lihatlah ibu sobat. Dan tataplah beliau
Hmm...kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu
kini kasar karena tempaan hidup yang keras.


Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita.
Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata-mata karena rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu :
Ayah, Ibu, Suami, Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya.
Rasakanlah energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu.


Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda.


Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selau saja nampak besar.
Secara ajaib Allah mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.


Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan.
Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka.


Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.
Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang-orang terkasih itu" tak lagi membuka matanya, selamanya

Sabtu, 24 Maret 2012

Arti Ayah Untuk Seorang Gadis Kecil


Salam Silaturahmi saya haturkan untuk sobat inspiratif sekalian. Sebuah Kisah Inspiratif dan dapat kita jadikan motivasi kembali saya persembahkan untuk sobat.

Setelah kemarin membagi sebuah kisah ispiratif yang berjudul Jangan Sedih Berkepanjangan, kini Sebuah Kisah Inspiratif yang berjudul Arti Ayah Untuk Seorang Gadis Kecil saya persembahkan untuk sobat sekalian.

Gadis kecil itu sedang bersiap-siap ke sekolah, ia menghabiskan sarapan paginya penuh semangat. Hari ini adalah hari dimana ia harus berbicara tentang ayah. Ibu kelihatan kuatir karena tahu apa yang hadapi putrinya nanti.

Ia berbisik agar si kecil yang ceria tak usah masuk sekolah saja hari ini, tetapi si anak berkuncir dua itu hanya tertawa dan berkata ini’”ini kesempatan memberitahu teman-temanku siapa sebenarnya ayahku, ibu”

Mereka tiba di ruang pertemuan sekolah. Ruangan itu ramai dengan para ayah yang menemani putra-putri mereka, malah beberapa dari ibu mereka juga ikut mendampingi. Hanya si gadis kecil yang duduk bersama ibunya. Ibunya menunduk menyembunyikan kegalauan sementara si putri sibuk menyapa teman-temannya dengan riang.

Satu persatu anak-anak maju ke depan, bercerita tentang ayah mereka. Si gadis kecil memperhatikan dengan seksama membuat si ibu semakin gundah. Tangannya yang gemetar tak mampu mengusir kekuatiran menunggu giliran si gadis kecil.

Akhirnya tibalah giliran si gadis kecil. Saat ia berdiri, sang ibu sempat ragu namun si gadis kecil meraih tangannya dan mengajaknya ke depan. Mereka berjalan di tengah pandangan sinis orang-orang yang berbisik “ayah macam apa yang tak bisa menemani putrinya di hari sepenting ini.” Si ibu duduk di mana seorang ayah seharusnya duduk menemani si gadis kecil dan di depannya si gadis kecil memulai kisahnya tentang ayah.

“Ayah yang kukenal bukanlah ayah yang menemaniku bermain bola, bukan ayah yang bisa menciumku setiap saat dia inginkan, bukan ayah yang bisa kusambut ketika ia pulang kerja, juga bukan ayah yang bisa membelaku saat aku diganggu anak yang nakal, dia juga bukan ayah yang bisa menemaniku saat aku sedang sakit, bahkan ayah tak pernah mengucapkan selamat ulang tahun untukku walaupun sekali saja.

Tetapi bukan karena ayahku jahat atau terlalu mementingkan pekerjaannya, ayahku mungkin terlalu baik hingga Tuhan ingin ayah bersamaNya. Aku tak membenci Tuhan karena aku tahu Tuhan sangat sayang padaku dan Ayah, Tuhan pasti punya rencana lain untuk kami hingga ia memisahkan aku dan ayah.”

Gadis kecil terdiam dan memandang kesekelilingnya, menatap wajah-wajah di hadapannya, “Ayah memang tak pernah ada di sisiku, tapi ia menemaniku setiap saat. Setiap kali aku bersedih, aku hanya tinggal menutup mataku sejenak dan memanggil namanya. Ia akan datang meskipun cuma aku yang tahu karena hatiku merasakannya.

Ketika aku rindu menatap wajahnya, foto ayah akan menemaniku dalam tidur. Ayahmemang tak bisa mengajariku bermain ataupun belajar, tapi ia mengajariku menjadi anak yang mandiri karena aku tak punya ayah yang membantuku, aku belajar menjadi anak yang berani karena tak ada ayah yang membelaku, aku belajar menjadi anak berprestasi karena aku ingin ayahku bangga di surga sana, aku ingin berhasil menjadi dokter karena aku ingin ibu punya alasan untuk melanjutkan hidupnya.”

Lalu ia diam sejenak, menutup mata dan berbisik, “aku beruntung karena ada ibu yang menemaniku, yang membantuku mengenal ayah sejak aku bayi dan aku tahu ayah ada di sini, melihatku dengan senang karena aku sudah memperkenalkannya pada semua agar semua orang tahu betapa berartinya ayah bagiku.

Suatu hari nanti jika aku bisa bertemu dengannya di surga, aku akan berkata aku mencintainya dan selalu bangga menjadi anaknya.”


Arti Ayah Untuk Seorang Gadis untuk Anak kita yang selalu menanti kita, kasih sayang kita, senyum kita, tawa kita sebagi seorang ayah.
semoga dengan ini Seluruh Ayah yang ada didunia ini menyadari betapa berartinya Ayah untuk anaknya


Salam Silaturahmi

Jumat, 23 Maret 2012

Jangan Sedih Berkepanjangan


Selamat Sore Sobat sobatku yang Inspiratif, Tema postingan Sore ini adalah tentang Kesedihan yang berkepanjangan.

Sobat sekalian pasti pernah mengalami rasa sedih, (pasti pernah donk, apalagi saat di putusin pacar,,, wkwkwkw).

Bagi sobat yang sering bersedih hati berikut ada sebuah kisah ataupun cerita inspiratif untuk kita renungkan bersama.

''Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada diri sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS al-Hadiid: 22).

Pada suatu ketika Ibrahim bin Adham melihat seorang laki-laki yang sedang bersedih. Dia berkata kepada lelaki itu, "Wahai saudara, aku ingin menanyakan kepadamu tiga pertanyaan dan aku harap engkau menjawabnya." Lelaki itu menjawab, "Baiklah."

Ibrahim pun bertanya, "Apakah ada hal yang terjadi di alam ini yang tidak dikehendaki Allah?"
Lelaki itu menjawab, "Tentu tidak."

Ibrahim bertanya lagi, "Apakah rizkimu berkurang dari apa-apa yang telah Allah tetapkan kepadamu?"

Lelaki tersebut menjawab: "Tidak berkurang".
Ibrahim bertanya lagi, "Apakah akan berkurang suatu tempo waktu yang ditetapkan bagimu dalam kehidupan ini."

Sekali lagi dia menjawab, "Tidak."
Setelah terjawab ketiga pertanyaan itu, Ibrahim bin Adham berkata, "Kalau begitu mengapa engkau masih bersedih?"

Terkadang manusia dalam menjalani hidupnya tak selalu mendapatkan keinginan yang dicita-citakan. Rencana dan impian tertata apik terburai percuma, usaha keras sekuat tenaga pun seakan tak berdaya apa-apa, menyisakan kepingan-kepingan duka dan kekecewaan.

Banyak juga di antara manusia merasa hidup tak beruntung. Memiliki masa lalu kelam dan pengalaman pahit. Atau, setidaknya dalam perjalanan hidup kita, pernah mengalami masa yang menyesakkan dada, terhimpit beban berat, membuat kesedihan tak berujung. Misalnya bisnis yang merugi karena kesalahan mengambil keputusan, studi berantakan, keluarga broken home, himpitan ekonomi, bencana alam melanda, dan sebagainya.

Mengingat peristiwa lampau tersebut terkadang membuat orang tersebut merasa lemah, terus terbelenggu dan tak berdaya. Karena itu, Rasulullah melarang seseorang menyesali berlebihan dengan mengandai-andai.

Rasulullah bersabda, "Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya begini.' Katakanlah, 'Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka itu terjadi.' 

Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan." (HR. Bukhari).

Lebih jelas dalam surat at-Taubah ayat 51, Allah berfirman, "Katakanlah: 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal'.

sobat sekalian "Manusia itu begitu lemah. Segala marabahaya dan bencana, semuanya telah ditetapkan Allah sebelum penciptaan manusia. Dengan meyakini hal ini, semata-mata manusia akan merasa takjub pada kebesaran dan kekuasaan-Nya. Bukan berarti kemudian kita pasrah menyikapi bencana yang menimpa.

Karena, kebahagian dan kesedihan yang datang silih berganti bukan tanpa suatu maksud. Namun, agar kita lebih bersyukur, berempati pada orang lain, meraup hikmah dan amal tiada terkira. Sungguh, tak patut manusia berputus asa karna derita yang bertubi-tubi. Serta tak layak pula dia berubah sombong bila menerima suatu keberhasilan dan kesuksesan.

Semoga menjadi Inspirasi serta Motivasi bagi sobat sekalian

Salam Silaturahmi

Rabu, 21 Maret 2012

Pelajaran Berharga Dari Sang Kura-Kura





Pada suatu hari kelinci ingin membuktikan kepada semua warga hutan, bahwa kura-kura tidak cocok mendapatkan jabatan yang sangat menjanjikan itu.
Supaya semuanya tahu kura-kura tidak lebih dari seekor binatang pecundang dan gagal.

Di hadapan banyak warga hutan, ia menantang kura-kura bersaing dengannya.
Kura-kura pun menerima tantangan itu. 

Kelinci memberikan syarat kepada kura-kura, bahwa pertandingan ini hanya antara ia dengan kelinci, yaitu hanya berdua saja.
Tentu saja syarat ini diterima kura-kura, bahkan sebelum adanya syarat itu, kura-kura juga sudah pasti memenuhinya.

Sedangkan syarat dari kura-kura adalah kelinci harus membawa beban di punggungnya selama pertandingan.
Dan berat beban tersebut sesuai dengan berat yang dipikul kura-kura ke mana ia pergi.

Syarat ini tidak membuat kelinci gentar sedikitpun.
Ia sangat yakin bisa memenangkan pertandingan itu, walau tidak pernah berlatih memikul beban di punggung.

Syarat ini juga untuk mengukur kemampuan dirinya, apakah mampu membawa beban berat sambil berlari atau tidak.
Hari pertandingan pun tiba.

Macan berdiri sebagai wasit lomba lari antara kura-kura dan kelinci.
Macan lalu memberikan aba-aba, dan keduanya langsung bergerak.
Dalam perlombaan itu, kebiasaan bergerak lambat si kura-kura tidak juga hilang.

Sedangkan penantangnya sudah lari dengan semaksimal mungkin dan mengeluarkan semua potensi yang ada dalam dirinya.
Karena si kelinci berlari kencang, ia tidak sadar bahwa beban yang disyaratkan kepadanya ternyata ketinggalan di belakang.

Sudah sampai di tengah perjalanan menuju garis finish, ia kembali ke belakang untuk mengambil bebannya, ternyata beban itu banyak menyedot energinya.
Ia tidak kuat memikul beban yang berat itu sambil berlari.

Apalagi kekuatannya semakin berkurang karena terlalu kencang berlari sebelumnya.
Akhirnya, kura-kura berhasil menuju garis finish dan memenangkan tantangan itu.
Seluruh penonton yang hadir sangat kagum kepada kura-kura ini dan semakin sayang kepadanya.

Sobat sekalian banyak hikmah yang dapat kita ambil dari cerita Sang Kura-kura,


Jangan menganggap sepele dan enteng terhadap sesuatu yang kecil, karena Anda yakin bahwa diri Anda mampu menyelesaikannya!

Gunakan kecerdasan dan kecermatan Anda ketika menghadapi sesuatu yang baru dan yang tidak terduga dalam hidup!

Manfaatkan dan isi waktu untuk hal-hal yang dapat menambah potensi diri Anda!
Jangan pernah pasrah dan menyerah, seperti halnya kura-kura di atas!