Terlebih dahulu saya menyapa sobat-sobat sekalian dimanapun sobat berada. bagaimana kabar sobat sekalian?
Namun kebanyak nikmat diartikan sebagai materi, jabatan, dll. Padahal kita bisa bernafaspun itu sudah nikmat, kita bisa menjalani aktifitas dihari inipun sudah nikmat, termasuk sobat yang sampai sekarang masih bisa membaca postingan saya di blog ini itupun juga nikmat yang luar biasa, namun terkadang kita tidak merasakan bahwa itu adalah bagian dari nikmat yang Allah Swt berikan untuk hambanya.
Padahal sebuah kenikmatan, sebuah kemuliaan yang diberikan kepada kita semata-mata hanyalah sebuah ujian, hanyalah sebagai penguji bagi kita, penguji apakah kita bersyukur atas nikmat yang telah diberikan untuk kita.
Allah Swt telah melimpahkan nikmat-Nya untuk melihat siapa hamba yang menerimanya dengan rasa bersyukur, memelihara, dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Dan juga untuk melihat siapa hamba yang menelantarkannya, menyia-nyiakannya, mengingkarinya dan menggunakan untuk menentang yang memberi.
Masihkah kita ingat kisah Nabi Sulaiman as yang ketika itu melihat singgasana Ratu Balqis. Yang ketika itu Nabi Sulaiman as melihat singgsana Ratu Balqis telah berada di hadapannya.
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Semua hal yang ada didunia ini adalah bentuk dari ujian yang Allah Swt berikan kepada kita. Ujian tidak selalu dalam bentuk musibah melainkan dengan memberikan nikmat-nikmat.
Dia menguji hambanya dengan nikmat sabagimana Dia menguji hambanya dengan musibah. Seperti pada ayat berikut: “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku.". “Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (QS. Al Fajr : 15-16).
Dari ayat diatas, kita dapat belajar bahwa, tidak semua atau belum tentu hamba yang diberikan nikmat oleh Allah Swt berarti hamba yang dimuliakannya. Karena kenikmatan juga adalah bentuk dari ujian
Serta sebaliknya hamba yang diberi cobaan, diberi musibah, disempitkan rizkinya bukan berarti Allah Swt telah menghinakannya, itu tidak.
Sobat sekalian, selama kita masih berpijak dibumi ini maka itu semua adalah ujian yang diberikan kepada kita sebagai khalifah dibumi
sumber gambar: http://ardani554.blogspot.com