Minggu, 31 Juli 2011

Karut Marutnya Negeri Ini

Sejarah telah membuktikan, bahwa kehancuran umat-umat terdahulu terutama Bani Israil adalah karena tidak adanya penegakan hukum yang adil. 

Jika kejahatan dilakukan oleh penguasa, pejabat atau orang kaya yang memiliki pengaruh kuat di pemerintahan, mereka tidak tersentuh hukum padahal itu kejahatan yang besar, bahkan amat merugikan rakyat banyak. 

Namun jika rakyat kecil yang melakukan kesalahan, walau itu kesalahan kecil sekalipun, maka hukum yang seberat-beratnya.
 
Sejarah Terulang Kembali

Hal diatas pun terulang di Negeri tercinta kita, bahwa hukum itu memang hanya untuk orang kecil dan lemah. Dengan jelas dan gamblangnya di media cetak dan elektronik semua Nampak jelas bagaimana hukum di Negara kita tercinta.

Ini semakin menyedihkan ketika seorang nenek  yang miskin dituduh mencuri tiga buah coklat yang baru selesai dipanen dan akhirnya si nenek masuk penjara dimasa tuanya, sungguh miris.

Hati pun semakin pilu ketika sepasang suami istri dipenjara, karena mencuri setandan pisang di kebun milik tetangganya karena tidak lagi memiliki beras untuk dimakan anak-anaknya.

Belum berakhir kepiluan hati, namun harus ditambah rasa pilu di hati dua orang yang kehausan pun harus merasakan bui, karena mereka memakan buah semangka yang bukan miliknya.

Itu secuil gambaran/potret hukum di negeri tercinta ini dan masih banyak lagi yang lebih heboh seperti kasus Prita, Bank Century, Rekening Gendut, Nazarudin dll.

Nabi SAW Memperingatkan

“Wahai manusia! Ketahuilah bahwa kehancuran umat terdahulu adalah karena mereka tidak menegakkan hukum dengan adil. Jika yang mencuri dari golongan terpandang, mereka biarkan. Namun jika yang mencuri dari golongan yang tak mampu, mereka secara tegas menegakkan hukum. Demi Allah, jika Fatiah putriku Muhammad mencuri, pasti saya potong tangannya” (HR. Bukhari).

Negeri ini menjadi tambah karut-marut dengan system korupsi berjamaah yang sudah membudaya dan rata di setiap tatanan kehidupan. 

Dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari daerah yang terpencil sampai daerah pusat kota. 

Semua berkompetisi untuk satu tujuan, menghabiskan kekayaan Negara, baik dengan rencana pembangunannya yang menelan anggaran yang tidak sesuai dengan nilai dan kegunaannya atau program penanggulangan kemiskinan. Semua itu dilakukan dengan korupsi berjamaah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar